Selasa, 13 Januari 2009

Universitas Harus Jadi Pusat Entrepreneurship

UCEC.Staff - 2008
Pada 10 September 2007, Dr. Ir. Ciputra menyampaikan kuliah perdana tahun akademik 2007/2008 di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Dalam forum ilmiah yang dihadiri 1.000-an civitas akademika (rektorat, guru besar, wali amanat dan mahasiswa pascasarjana) , Dr. Ir. Ciputra menyampaikan tema Pentingnya Kewirausahaan dalam Pendidikan Tinggi dan Pemecahan Masalah Bangsa. Untuk mengetahui lebih dalam pemikiran entrepreneurship, berikut petikan wawancara Bisnis dengan Bos Grup Ciputra ini:

Mengapa entrepreneur?
Ada lima alasan penting. Kesempatan kerja makin terbatas. Pemda DKI tahun lalu mendapat 39.622 pelamar kerja untuk 950 lowongan. Lalu kemana 38.500 pelamar yang gagal? Ini sama di sektor swasta.
Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) bukan solusi ideal. Siapa yang senang berpisah dengan keluarga untuk bekerja kasar di negeri asing? Kita sedih sekali, ada TKI dihina, diperkosa dan ada yang bunuh diri.
Ini karena sedikit entrepreneur yang bisa menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Ada sarjana nuklir jualan es krim. Dia terpaksa karena terkena PHK dan tidak memiliki cukup kecakapan wirausaha.
Bila saat ini memang tak bisa memberikan pekerjaan, kita perlu bekali kaum muda kemampuan menciptakan lapangan kerja. Entrepreneur tidak hanya menolong mereka tapi menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dan, kehadiran mereka lebih dibutuhkan dalam pemanfaatan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyat, bukan modal asing.

Apa definisi entrepreneur?
Seorang yang mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Dia memiliki daya kreasi dan inovasi. Punya pola pikir, kebiasaan, karakter, dan kecakapan dalam pencari peluang, dan berani mengambil risiko.
Ciri terakhir ini kerap sebagai penentu seseorang jadi entrepreneur atau tidak. Banyak yang takut rugi, gagal, atau kehilangan jabatan sehingga tak pernah memulai. Kecakapan atau pengetahuan lain hanya pelengkap.

Berapa wirausahawan lagi dibutuhkan?
Sosiolog David McClelland berpendapat suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk. Singapura sudah 7,2% padahal pada 2001 baru 2,1%. Sedangkan Indonesia hanya 0,18% dari penduduk atau 400.000-an orang.

Mengapa Indonesia minim?Ya, karena dijajah terlalu lama. Mereka suka menjadi pegawai dan petani pekerja.

Kita menghadapi masalah mental?
Semua terkait mental. Maka sekolah entrepreneur selalu pendidikan karakter. Anda tahu, anggaran pengentasan kemiskinan tahun lalu Rp81 triliun. Sebesar 10% perlu dipakai untuk pendidikan entrepreneur, sehingga satu generasi kemiskinan hilang dan Indonesia jadi makmur sejahtera.
Semua orang ngomong target, tapi bila entrepreneurship tidak diajarkan, semuanya tidak tercapai. Saya berani bertaruh, sejarah yang membuktikan.
Indonesia punya banyak komoditas, mineral dan energi berlimpah tapi bukan bangsa kita yang mengubah menjadi end product, yang bermutu dan mahal harganya. Bila tidak ada tambahan nilai oleh bangsa kita, Indonesia tetap miskin. Kita lihat investasi dari luar negeri, orang kita jadi apa? Buruh!
Manajer dan direktur Medco dan pegawainya semua orang Indonesia, karena perusahaan itu milik orang Indonesia. Lihat perusahaan asing, direktur dan manajer kebanyakan orang luar negeri, orang Indonesia jadi buruh.
Pabrik elektronik Indonesia [yang] dimiliki asing, manajer pribumi sama dengan buruh, tidak bisa ambil keputusan, jadi sales saja. Jangan salahkan investasi asing, karena masalahnya kita tak cukup punya entrepreneur dan Indonesia butuh pekerjaan, agar buruh tak menganggur.

Ada mitos pengusaha sukses harus punya darah pengusaha.
Itu harus dipotong. Itu salah, harus diubah. Saya yakini, untuk menjadi pengusaha perlu pendidikan. Bila zaman dulu belajar wirausaha dari orang tua, kini ada sekolah alternatif bagi yang tidak punya orang tua pengusaha.
Bagaimana Anda menjadi entrepreneur?Saya bisa menjadi entrepreneur, karena orang tua berwirausaha. Anda yang berpendidikan sama dengan saya tidak menjadi entrepreneur. Ini karena orang tua Anda bukan pengusaha.
Saat di sekolah juga tak diajari entrepreneurship. Belajar berwiraswasta hanya lirik kirikanan. Hasrat pada saat itu barangkali ada, timbul sebentar, lalu tenggelam.
Nah, melalui pendidikan di sekolah dan universitas inilah sebenarnya jiwa kewirausahaan bisa dibangkitkan melalui pendidikan.


Konsepnya seperti apa?
Ini lompatan kuantum menanggulangi kemiskinan dan pengangguran melalui pendidikan. Ada tiga hal, yakni pendidikan dasar dan menengah, pengembangan entrepreneur center di perguruan tinggi dan gerakan nasional pelatihan kewirausahaan di masyarakat.Seperti apa entrepreneur center?
Melalui jurusan yang ada, dimasukkan prinsip-prinsip entrepreneur. Bukan membuka jurusan baru. Arsitektur, hukum dan kedokteran, harus diajari hal ini. Misalnya 1-2 semester saja, yang penting motivasi. Juga perlu dibuat pelatihan 3 bulan.
Universitasnya sendiri harus menjadi center of entrepreneurship. Bukan hanya pendidikan. Ini sesuatu yang tidak mudah diterima. Tapi ada contohnya Universitas Harvard dan Stanford menjadi pusat bisnis dengan aset masing-masing US$29 miliar dan US$34 miliar. Ini dari pusat usahanya.
Sebagai institusi pendidikan harus punya unit usaha, terdiri dari tiga macam. Pusat inkubator untuk memulai usaha baru (start-up company) dari hasil riset. Sekarang riset harus diterapkan di bisnis atau dijual ke masyarakat. Kedua, bisnis layanan keuangan mikro, dan buat venture capital.Sejauh mana minat kaum muda jadi entrepreneur?
Luar biasa besar. Saya beri ceramah di UGM hadir 1.000 orang. Demikian juga nanti di tempat lain. Tidak satu orang pun tidak setuju terhadap gagasan kelahiran melalui universitas sedari hari ini.
Bisa juga pelatihan 3 bulan in-built, atau karang taruna itu dilatih keterampilan. Orang menjadi UKM, perlu dilatih intensif baru kasih modal. Jangan dikasih modal tanpa dilatih. Kami bentuk dewan mentor di UGM, ada 25 orang. Setiap mentor membina satu-dua orang.

Pendidikan Yang Membangun Kemakmuran - Bukan Sekedar Meniadakan

Oleh Antonius Tanan - University of Ciputra Entrepreneurship Center.

740.206 lulusan Perguruan Tinggi (2007) yang menganggur adalah bukti nyata bahwa Indonesia sudah kelebihan pasokan pencari kerja dan kekurangan pasokan pencipta kerja. Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Tanpa terobosan baru dalam bidang pendidikan maka sekolah dan perguruan tinggi kita akan menjadi "pabrik" penghasil pengangguran khususnya para penganggur muda yang terdidik. Kondisi ini akan jadi sumber berbagai kekacauan dan bencana sosial yang mengerikan.
Sangat ironis bila kita mengingat fakta bahwa Indonesia tercinta adalah zamrud khatulistiwa yang limpah dengan kekayaan alam dan budaya. Rakyat Indonesia ternyata belum berhasil mengolah karunia TUHAN Yang Maha Esa menjadi kesejahteraan bagi dirinya, keluarganya dan bagi bangsanya. Ini adalah sebuah bukti bahwa manfaat ekonomis yang terbesar memang bukan berpihak kepada siapa yang memiliki atau memperoleh kekayaan alam tapi berpihak kepada mereka yang mampu memasarkan produk kepada pasar dengan nilai tambah terbesar. Inilah hukum pasar dan siapa saja yang berada di dalam pasar harus tunduk kepada hukum ini. Oleh karena itu tanpa kecakapan entrepreneurship (kecakapan mengelola pasar) cita-cita generasi muda untuk lepas dari kemiskinan dan bangkit meraih kemakmuran tampaknya hanya jadi sebuah utopia

Pendidikan Menjadi Bagian Dari Masalah
Pendidikan yang terjadi diseluruh dunia pada dasarnya membangun manusia-manusia pekerja. Sumber daya manusia yang kaya dengan ragam potensi telah berhasil kita masukkan dalam cetakan yang seragam yaitu dibentuk untuk jadi pencari kerja. Strategi ini tidak salah bila industri terus bertumbuh secepat pasokan tenaga kerja dan kemajuan teknologi berpihak penuh pada kaum pekerja. Pada kenyataannya sekarang Indonesia bukan satu-satunya pilihan terbaik untuk industri dunia, tetangga-tetangga kita seperti Vietnam, Kamboja dll makin ramah dan makin menarik bagi investor. Selain itu kemajuan teknologi di satu sisi menciptakan lapangan kerja di pihak lain menjadi senjata pemusnah masal lapangan kerja yang terbaik. Sebagai contoh, mesin ATM yang menawarkan solusi dan pelayanan yang canggih mampu bekerja 24 jam dan paling tidak setiap mesinnya menggantikan 3 orang pekerja. Sadarkah kita bahwa puluhan ribu ATM di tanah air yang telah kita undang dan sambut itu ternyata meniadakan barangkali ratusan ribu lapangan kerja kasir?

Pendidikan Dengan Orientasi Baru Adalah Solusi
Pendidikan dengan orientasi yang baru harus dapat menjawab pernyataan Nicholas Negroponte (penggagas laptop US$ 100) sebagai berikut: "Pada tahun 2020 kebanyakan atasan adalah diri sendiri..." Ini adalah tentang sebuah pekerjaan yang diciptakan oleh diri sendiri, atau menjadi entrepreneur. Oleh karena itu kita harus memiliki sebuah orientasi baru dalam pendidikan yaitu hadirnya pendidikan entrepreneurship yang ikut memperkaya pendidikan nasional. Kita harus memberikan inspirasi dan pelatihan entrepreneurship kepada generasi muda kita sejak dini sesegera mungkin karena memang mendidik orang hanya jadi pekerja adalah strategi masa lampau yang sudah tidak cocok lagi untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Bukan Hanya Keluar Dari Kemiskinan
Pembelajaran entrepreneurship bukan hanya akan menghasilkan manusia-manusia masa depan yang dapat bebas dari kemiskinan namun para entrepreneur yang bertumbuh dan berhasil adalah sumber-sumber kesejahteraan masyarakat yang dapat kita andalkan. Dari kegiatan entrepreneurship dapat kita harapkan lapangan pekerjaan baru, berbagai kutipan pajak, masyarakat yang sehat dan kota-kota yang terbangun melalui swadaya masyarakat. Pendidikan entrepreneurship adalah senjata penghancur massal untuk pengangguran dan kemiskinan sekaligus jadi tangga menuju impian setiap warga masyarakat untuk mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu dan sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat.
Berdiri Diatas Kaki Sendiri
Untuk membangun kemakmuran kita patut dan harus berdiri diatas kaki sendiri. Untuk cita-cita ini kita tidak bisa bergantung pada negara-negara lain. Negara-negara maju mungkin prihatin dan peduli bila kita lapar dan miskin namun jangan harapkan bantuan dari mereka bila kita ingin makmur dan sejahtera. Kita bersama patut memiliki keyakinan kuat bahwa anugerah TUHAN Yang Maha Esa bagi Indonesia lebih dari cukup bahkan melimpah apakah itu kekayaan alam raya maupun sumber daya manusia untuk menjadi modal membangun bangsa yang sejahtera dan kuat. Namun kita harus melakukan bagian kita yaitu mengolah anugerah TUHAN tersebut agar dapat disambut pasar dan dijadikan kesejahteraan rakyat. Sebuah jalan sangat penting untuk mencapaicita-cita itu adalah kecakapan entrepreneurship yang menyebar luas di seluruh negeri dan pendidikannya dilakukan sejak dini.

Ingin Jadi Entrepreneur? Jawab Dulu 7 Pertanyaan Ini

Oleh Dr. HC Ir. CiputraPendiri Yayasan Ciputra Entrepreneur

Saya bersyukur kepada Tuhan telah mengarungi samudra entrepreneurship selama lebih dari 50 tahun dengan modal dana awal yang dapat dikatakan nol. Modal utama saya pertolongan Tuhan dan kecakapan entrepreneurship.

Dalam perjalanan panjang ber-entrepreneurship saya pernah mengalami berbagai perjalanan berliku, naik turun, gagal dan juga berhasil.

Oleh karena itu saya merasa bangga bila kemudian E&Y, sebuah organisasi dunia memberikan penghargaan menjadi E&Y Indonesia Entrepreneur of The Year 2007 setelah meneliti perjalanan hidup saya dan prestasi yang pernah saya capai.

Saya simpulkan entrepreneurship mengubah masa depan manusia jadi lebih baik dan menciptakan kemakmuran, mengingat latar belakang saya sebelumnya sebagai anak yatim dari keluarga sangat sederhana.

Sekitar 2 tahun yang lalu ketika saya mencapai usia 75 tahun saya memutuskan untuk menyebarkan dan membagikan seluas mungkin kecakapan entrepreneurship kepada masyarakat melalui Yayasan Ciputra Entrepreneur.

Saya berkeyakinan kuat cita-cita kemakmuran Indonesia bukan sebuah mimpi di siang hari bolong asalkan kita lahirkan banyak entrepreneur-entrepreneur baru yang sukses. Melalui Yayasan Ciputra Entrepreneur saya ingin wariskan kepada masa depan bangsa Indonesia yang saya cintai semangat dan kecakapan entrepreneurship.

Dalam rangka tujuan itu saya menyusun sebuah panduan 7 pertanyaan penguji untuk mereka yang ingin jadi seorang entrepreneur yang sukses.

Pertanyaan 1: Apakah Anda sangat passionate untuk jadi seorang entrepreneur?
Kalau Anda ingin berhasil dalam entrepreneurship Anda harus memiliki keinginan yang sangat besar, semangat baja dan percaya diri untuk jadi entrepreneur. Tidak bisa iseng-iseng untuk jadi entrepreneur, motivasi iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangannya. Anda harus rela dan berani bekerja dengan jam yang panjang, mencoba hal yang baru, tetap berusaha walau ditolak dan diabaikan, mau belajar dari kegagalan dan sebagainya.

Pertanyaan 2: Apakah Anda melihat sebuah kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?
Kerap saya melihat banyak orang gagal dalam bisnis karena tidak melihat peluang secara kreatif. Mereka hanya meng-copy keberhasilan orang lain tanpa menambahkan nilai-nilai kreativitas ke dalam produknya.
Ada berapa banyak peluang itu sesungguhnya? Banyak sekali, tidak terhitung, masalahnya Anda harus melihatnya dengan kaca mata kreatif. Berapa banyak peluang yang Anda bisa lihat tergantung sejernih apa kaca mata kreativitas anda?

Inovatif
Pertanyaan 3: Apakah Anda memiliki sebuah produk inovatif yang ketika Anda tawarkan, prospek Anda tidak mampu mengatakan tidak?
Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah maksimum sedemikian rupa hingga konsumen tidak mampu mengatakan tidak ketika Anda menawarkannya.
Oleh karena itu verifikasi asumsi-asumsi anda, lakukan uji pasar dan perbarui terus ide Anda sampai anda yakin pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak ketika anda menawarkannya.

Pertanyaan 4: Apakah Anda memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?
Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu lebar-lebar kepada persaingan. Ja-ngan pernah masuk ke sebuah pasar tanpa memperhitungkan apa yang sedang dan akan dilakukan oleh pesaing. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih anda. Nasehat bisnis ini perlu anda pikir baik-baik, be better not behind, if you are not better be different. Kalau belum better dan belum different pekerjaan rumah anda belum selesai.

Pertanyaan 5: Apakah Anda tahu bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang� ingin Anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?
Setelah Anda memastikan bahwa pelanggan dapat Anda capai dan bisa puaskan maka pihak selanjutnya yang Anda harus puaskan adalah pemegang saham dan karyawan perusahaan.
Mereka harus Anda layani dengan margin laba yang cukup untuk gaji dan dividen yang memuaskan. Oleh karena itu lakukanlah eksplorasi berbagai kemungkinan produksi yang termurah namun dengan kualitas yang terbaik.

Pertanyaan 6: Apakah Anda tahu bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru Anda dengan biaya termurah serta risiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat Anda da-patkan?
Ada berbagai cara untuk mendanai sebuah usaha baru dan ada beragam besar risiko yang bisa terjadi. Anda bisa meminjam uang dari keluarga, teman, tetangga atau dari bank. Anda bisa mengajak teman jadi pemegang saham atau mengundang modal ventura untuk ikut memulai usaha.
Setiap pilihan memiliki plus dan minus tersendiri, hasil akhir dan risiko yang berbeda. Oleh karena itu jangan hanya membuat sebuah model bisnis, kembangkan berbagai alternatif dan pilih yang terbaik.

Pertanyaan 7: Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, risiko gagal dan rugi? Tidak ada gading yang tak retak, tidak pernah ada rencana yang sempurna.
Dari pengalaman saya perubahan dapat terjadi kapan saja oleh karena itu penyesuaian-penyesuaian harus tetap dilakukan. Walaupun demikian risiko gagal atau rugi ataupun risiko malu karena gagal tetap ada. Lakukan kalkulasi sebelumnya dan pastikan Anda berani menghadapinya.

Senin, 12 Januari 2009

Tips Singkat Buka Warnet

1. Tentukan target market anda (mahasiswa, siswa SMA, dsb)

2. Pilih Lokasi yang paling dekat dengan target market anda (perhatikan juga tingkat kompetisi di lokasi tersebut)

3. Lakukan sedikit survey untuk mempelajari kebutuhan target market anda akan warnet

4. Lakukan survey untuk mempelajari jasa/pelayanan yang disediakan oleh kompetitor anda

5. Bentuk konsep bisnis anda sesuai hasil di nomor 3 dan 4

6. Lakukan perhitungan biaya investasi dan operasional

7. Siapkan dana (bisa pribadi, investasi orang lain, pinjaman, dsb)

8. Pada masa launching upayakan 2 minggu pertama warnet anda penuh (menggunakan promosi/diskon/dsb) dan target market yang melewati tempat anda dapat melihat kalau tempat anda penuh (pada umumnya mereka akan jadi penasaran dan ikut mencoba).

Tips Tambahan

1. Buatlah warnet dengan suasana yang berbeda, jika rata-rata warnet hanya memberikan sebuah komputer dan sofa/kursi untuk penggunanya maka anda bisa mencoba menawarkan suasana lesehan dalam surfing internet.

2. Rata-rata pengguna warnet ingin privacy-nya terjaga, maka jangan lupa memberika sekat-sekat antara komputer satu dengan yang lain

3. Kalau punya warnet, kenapa ga di tambahkan tempat buat maen Game Online ? Pertumbuhan game online di Indonesia aku rasa cukup pesat dan ini bisa anda aplikasikan di (calon) warnet anda :)

4. Tambahkan suasana cafe kalau bisa sambil jualan fast food dan soft drink

5. Itu saja saran dari aku semoga bermanfaat


Info Penting

Proposal kewirausahaan mahasiswa harus ditanda tangani oleh ketua tim

Informasi

Proposal Kewirausahaan Mahasiswa berakhir tanggal 16 Januari 2009 jam : 12.00

RENUNGAN SEORANG ENTREPRENEUR

  • Saya tidak memilih menjadi orang biasa
  • Menjadi luar biasa adalah hak saya
  • Jika saya bisa saya mencari keberhasilan
  • Dan bukan sekedar kenyamanan kerja
  • Saya ingin menerjang tantangan dan kesulitan
  • Yang sudah saya perhitungkan
  • Bermimpi dan membangun, berjerih dan berjuang
  • Gagal dan juga berhasil
  • Saya ingin mengejar cita cita mulia
  • Berhasrat merasakan desakan dan debaran dalam
  • Mencapai keunggulan dan keberhasilan
  • Untuk memiliki hidup yang mandiri dan memberi
  • Berdiri tegak adalah hakiki saya
  • Gagah dan tak gentar
  • Berpikir, bertindak dan bertumbuh
  • Menikmati kerja dan hasil kerja
  • Dan menghadapi dunia ini dengan lantang berkata
  • “Dengan pertolongan Tuhan segalanya akan saya lakukan, inilah artinya menjadi seorang ENTREPRENEUR Sejati